Hypergrace: The Misunderstood Gospel

5 pemikiran pada “Hypergrace: The Misunderstood Gospel”

  1. *KONTROVERSI HYPERGRACE*

    Istilah dan pemberian Label ‘Hypergrace’, adalah suatu bentuk cemoohan, dan penilaian sepihak yang keliru, khususnya dari DR. Michael Brown(MB) penulis buku Hypergrace, yang isinya bertujuan mendiskreditkan ajaran yang disampaikan Joseph Prince(JP) pada buku Destined to Reign, tapi kemudian istilah Hypergrace itu terus berlanjut dan digunakan oleh pihak2 yang juga tidak sepaham.

    Jadi alih-alih kontradiksi doktrin, sesungguhnya hanya kejadian perdebatan bedah buku antara 2 buku, dgn doktrin yg dipegang oleh masing2 penulis. Dalam hal ini Joseph Prince(JP) tidak terpancing meladeni perdebatan, yang ribut jadinya adalah semua pihak, dan orang2 percaya dari yang memegang doktrin Grace dan Anti-Grace.

    Masalahnya: *tidak menyambungnya KOMUNIKASI
    itu yg saya sampaikan dalam satu Seminar, saya bilang, _”ini sebenarnya adalah spt bedah buku, Destined to Reign (JP) dipandang dari HyperGrace (MB), pandangan saya dari sudut apostolik ini hrs diluruskan demi pembangunan gereja, secara fair berimbang, agar iblis tidak mengambil kesempatan”._

    Situasinya begini:
    Persepsi MB thd buku DtoR menghasilkan penilaian, bhw JP doktrinnya ‘X’, dan MB memberi label *aliran dan kelompok kasih karunia modern* ini sbg HyperGrace.

    JP melihat tuduhan bahwa doktrinnya ‘X’ tsb, di dalam buku HB, karangan MB, adalah tidak benar,
    dan merasa itu hanya persepsi MB sendiri, tidak sama dg pengajaran JP yg sebenarnya sebut saja doktrinnya ‘Y’, jadi dia tidak menanggapi ttg tuduhan HyperGrace tsb.

    Tambah kacaunya kemudian ada pihak diluar MB dan JP, yg membaca buku HG, menyatakan tidak setuju juga dg doktrin *’X’ dari JP* tsb (yg sebenarnya JP juga tidak merasa doktrinnya ‘X),

    maka *sebagian* pihak diluar ini yang sejalan dgn paham MB mendefinisikan lagi bhw doktrin yg benar *yg anti-‘X’ (dari pihak anti HyperGrace) adalah doktrin ‘Z’* yg diklaim sbg Biblical Grace (BG).

    Padahal di komunitas dunia, kekristenan dan gereja2 modern, juga memiliki *doktrin kasih karunia ‘G’* yg tidak didefinisikan dan diumumkan secara spesifik, menurut catatan berkembang sejak 1888 tapi belum, dan merasa
    tidak perlu diekspose, dimana doktrin G ini, yang *substansinya mirip tapi tidak persis sama dg doktrinnya ‘X’, ‘Y’ dan ‘Z’.*

    Untuk itu dalam strategi apostolik hrs dijernihkan situasi ini, dgn menyampaikan ke publik, dan mengkomunikasikan secara terbuka, fair, dan konstruktif, demi kesatuan umat, pembangunan gereja, dan kedewasaan tubuh Kristus.

    Saya memiliki keyakinan dan percaya bahwa Grace atau Kasih Karunia di dalam Yesus adalah BUKAN Grace over-dosis atau HyperGrace, TAPI bahkan TERLEBIH BESAR lagi, yaitu istilah saya adalah THE UNLIMITED GRACE of Jesus, that’s it!

    Suka

  2. Mau nanya bang Erwin Sianturi..(keren kali nama kau bang…hehheh…)..cekidootttt…lanjut ke pertanyaan….apakah Abang dari kelompok Hyp-G ?…so..lepas dari itu..aku tertarik kali atas tulisan2 Abang….milenial theologic……thx…and Jesus bless…
    (Klo bisa yg pake BHS Inggris nya di translate ya bang… Hehee maklum..agak o’on nih di bahasa asing..wackkk….)

    Suka

    1. Sebenernya pigimane ye jawabnya? Saya sebenernya Calvinist (hard core). Tapi setelah mendengar khotbah² Joseph Prince, dan cross check buku² orang calvinist/puritan, ternyata soal kasih karunia (grace) si JP emang spot-on, alias emang bener. Kasih karunia Tuhan itu memang radikal dan tidak masuk akal. Tapi khotbah pendeta jaman sekarang kan rada membingungkan, karena seringnya menitikberatkan kepada usaha manusia. Seperti yg dikatakan pendeta MLJ di tulisan ini: “Kalau kalian berkhotbah tapi para pemirsanya nggak sampe salah paham karena dikira kita bisa berbuat dosa seenaknya supaya makin disayang Tuhan, maka sebaiknya Anda periksa kembali khotbah Anda!” Nah, saya termasuk org yg menganut paham MLJ ini. Kebetulan dalam hal ini, JP masuk kriteria ini, dan pendeta² HyperG masuk dalam kriteria ini. Cuma di sisi lain, para pendeta HyperG ini agak kurang fair mengenai kedudukan dan fungsi hukum Taurat. Saya jarang dengar ada pendeta HyperG yg berkhotbah mengnai fungsi dan kedudukan hukum Taurat (ya ini saya pengen salin juga tulisan MLJ mengenai fungsi hukum Taurat).

      Kalau boleh saya ambil kategori, mungkin saya adalah Calvinist yg berteologi Lutheran. Karena dalah Lutheran, dikotomi kasih karunia dan hukum Taurat sangat jelas. Tapi kalo ada yg ngecap saya beraliran HyperGrace, ya gapapa juga. Malah saya sekarang bangga dicap begitu, wkwkwkwk.

      Saya kepikiran sih terjemahin ke bahasa Indonesia, tapi bahasanya rada teknis, jadi ribet juga. Sebagai info, tulisan “Missundaztood” sebagian besar adalah tulisan MLJ yg saya terjemahkan ke bahasa Indonesia.

      Saya sadar kok, bnyk yg gak setuju dgn tulisan saya. Tapi yg namanya pemahaman iman itu kan nggak bisa kata orang. Musti digali sendiri. Jadi kalo pemahaman orang berbeda², ya wajar saja. Saya hanya berharap, apa yg saya tulis ini bisa membantu orang lain memahami betapa dalamnya cinta Tuhan kita Yesus Kristus kepada umatnya yg bengkok ini. Soli deo gloria!

      Suka

    2. Kadang kok pada buat uraian ikut Tuhan kok beribet dan ksh banyak celah keributan dan perdebatan.

      Intinya kita hidup dlm kasih karunia. Tempatkanlah kasih karunia itu setinggi mgkn. Hargai dan isi dgn hidup penuh ketaatan. Dan jgn sekali2 merendahkan yg 1 . Semua sebanding, hy ksh karunia inilah alasan kita utk hidup dgn segala damai dan ucapan syukur senantiasa.

      Jangan sampai 1 iota pun dlm firman dihilangkan atau ditambahkan. Tuhan ga suka…

      Suka

Tinggalkan komentar